About Me

My photo
Jakarta, Indonesia
as sweet as ice cream | food, film, and family lovers | love my self so much | my love is your drug

Sunday, January 1, 2012

welcome 2012



Hmm, rasanya ga nyangka aja kalo waktu lecih cepet berjalan dibanding yang saya bayangin sebelumnya. Entah kenapa rasanya saya jadi kangen sama tahun-tahun sebelumnya. Di tahun 2011 apalagi. Tiba-tiba muncul keluar gitu aja kenangan indah sama buruk disitu jadi satu. Mau gak mau saya harus membuka lagi memori saya dari awal tahun 2011 kemarin. Sebenernya bukan untuk membuat saya jadi teringat kembali, tapi lebih kepada mengambil setiap hikmah yang sudah saya lewati dari setiap kejadian tersebut.
Saya ingat, setahun yang lalu saya menghabiskan malam tahun baru bersama kekasih saya. Saya diajak olehnya berkeliling kota. Rencana awalnya hanya untuk cari makan. Setelah makan, saya terus diajak jalan-jalan tanpa tahu saya mau dibawa kemana. Dia terus-menerus melirik jam di tangan nya. Saat pukul dua belas kurang lima belas, ia memberhentikan motornya di salah satu fly over di daerah cipondoh. Saya bingung. Dia hanya tersenyum. Dan saat pergantian tahun, kembang api dari mana-mana dinyalakan. Subhanallah. Dari atas sini saya bisa melihat kota saya dipayungi oleh indahnya percikan kembang api. Saya tersenyum lebar. Saya merinding. Tak pernah saya berfikir menghabiskan malam pergantian baru di sini.
Awal tahun yang baik menurut saya. Saya jadi sangat menyukai kembang api, padahal dulu saya tidak terlalu suka karena percikannya itu membuat saya ngeri. Malam yang gelap jadi begitu indah karena ada kembang api, menurut saya. Malam yang indah juga pernah saya lewati bersama sahabat-sahabat saya, Iis, Kiki, dan Ratna. Waktu itu bulan Februari tanggal 28. Empat hari setelah saya ulang tahun. Saya menghabiskan satu hari penuh bersama mereka di DuFan. Malamnya kami berempat menyempatkan diri untuk mampir ke pantai Ancol. Inilah yang membuat saya sangat tergila-gila dengan pantai. Semuanya, membuat, saya, sangat, tenang. Air nya, pasirnya, suasananya, anginnya, semuanya.. Apalagi saya di sini, bersama orang-orang yang saya sayangi.




Saya sangat mencintai sahabat-sahabat saya itu. Buat saya, mereka adalah orang-orang hebat yang sangat perhatian. Di bulan Maret, saya habis dikerjai oleh mereka. Ulang tahun saya di tanggal 24 februari kemarin, mereka rayakan di tanggal 15 Maret. Sungguh perhatian sekali kan J saya suka semua yang ada di diri mereka.
Ohya, selain sahabat-sahabat saya, saya juga memiliki classmate yang asik-asik. Kami semua berusaha untuk menjaga kekompakan, kebersamaan, dan kasih sayang. Ini sangat saya rasakan ketika kami semua berangkat ke Purwakarta untuk tugas Jurnalistik dan Penyuluhan Bahasa Indonesia. Banyak banget hal-hal yang bikin kita semua sadar kalo kita semua saling membutuhkan. Meski ada beberapa orang yang kurang bisa menjaga sikapnya di sana. Semua sifat dari classmate saya terbuka satu demi satu, loohh.
Hal-hal itulah yang membuat saya mesem-mesem sendiri kalo ngingetnya. Tapi, jangan dikira gak ada peristiwa yang buat saya nangis dan sedih lagi kalo harus mengingatnya. Ada! Di bulan Mei, saya harus memutuskan hubungan saya dengan kekasih saya. Saya sangat sedih dan jadi drop. Semuanya. Bahkan saya jadi kehilangan nafsu makan, sampai saya harus berkurang berat badannya. Saya mencoba mengubah keadaan, namun tidak bisa. Allah memang ingin kami berdua berpisah di bulan ini. Saya tidak bisa move on. Alhamdulillah saya memiliki teman-teman yang selalu membangkitkan nuansa hati saya, dan sejenak melupakan yang sudah terjadi.  Entah kenapa, saya sangat sedih. Tiap hari saya hanya mengasihani dan merusak diri saya sendiri.
Tapi itu tidak berlangsung terlalu lama. Awal Juni, saya sudah memutuskan dengan sepenuh hati agar saya move on. Bukan berarti saya mau melupakan mantan kekasih saya itu. Bukan. Saya akan selalu menyayanginya. Selalu. Saya lebih memikirkan karir di perkuliahan saya, dan lebih banyak bergaul dengan teman-teman saya. Memang ganjil rasanya, ketika kita harus sendiri padahal sudah lebih dari empat tahun saya bersama mantan kekasih saya. Buat saya, dia adalah partner yang terbaik. Dia bagi saya adalah narkoba saya. Dia telah membuat saya ketergantungan. Tapi, saya selalu mendengar kata-kata teman-teman saya, kalau saya tidak boleh mengasihani dan menyakiti diri saya sendiri. Saya harus bisa membuka hati untuk sesuatu yang baru yang mungkin lebih baik. Dan inilah yang saya lakukan. Saya mencoba ini selama satu bulan dengan seorang lelaki, teman sekelas saya. Saya tertarik kepadanya karena ia memiliki kepribadian yang unik. Tapi, apa mau dikata. Sekuat-kuatnya kita berusaha namun jika Allah tidak mengijinkannya, pasti tidak akan terpenuhi. Hati saya goyah kembali, ketika mantan kekasih saya itu tiba-tiba dating dan menemui saya di akhir bulan Juli. Ia meyakinkan kepada saya bahwa ia sangat merindukan saya, dan ingin menjalin hubungan dengan saya seperti dulu.
Inilah saya. Tidak bisa membohongi perasaan sendiri. Berbagai cara yang dilakukan mantan kekasih saya itu akhirnya bisa membuat saya luluh. Awal agustus, saya pun menjadi kekasihnya kembali J Di bulan Agustus pula, saya dan kekasih saya itu memulai bisnis baru kami. Kami berdua pun menjadi partner bisnis. Ia mengajari saya banyak hal. Ia menjadi seseorang yang sedikit berbeda, dan saya pun berbeda. Saya tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama seperti di bulan Mei.
September, November, sampai akhir Desember kemarin, saya selalu menjalani kehidupan saya seperti apa adanya. Saya selalu menjaga komitmen dan kasih sayang saya pada kekasih saya, selalu menjaga perasaan sahabat-sahabat saya, selalu mendoakan orang tua saya, selalu mengintropeksi diri saya agar saya menjadi lebih-lebih baik J




Saya suka tersenyum-senyum sendiri kalau teringat itu semua. Saya menjadi lebih sering bertemu dengan kekasih saya. Hubungan saya pun jadi lebih enak disbanding sebelum kami berpisah. Mungkin, Allah mengijinkan kami berpisah sementara agar kami berdua bisa mengintropeksi diri lami masing-masing.  Mungkin, saya memang ditakdirkan harus bersedih dulu, sebelum keindahan dan kebahagiaan menutup semua kesedihan saya. Mungkin, ini memang semua jalan Allah, dan saya tidak bisa mengubahnya. Saya hanya bisa berencana, hanya Allah lah yang memutuskan segalanya.
Di tahun 2012 ini, saya berharap bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan menyenangkan untuk semua orang. Saya berharap saya diberikan sakit agar saya dapat selalu belajar dan dekat kepada Allah, dan saya berharap agar diberikan senang agar saya selalu ingat untuk selalu bersyukur kepada Nya.

No comments:

Post a Comment